Minggu, 05 Mei 2013

Jadi Pramuka tak Lagi 'Seksi'

sumber :http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/03/28/liqy0u-jadi-pramuka-tak-lagi-seksi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Dewi (8), seorang murid sekolah dasar negeri kelas tiga di kawasan Jalan Menoreh Raya, Semarang Barat, menggunakan pakaian seragam Pramuka saat sekolah setiap Sabtu. Tapi ketika ditanya apakah itu Pramuka, dia hanya menggeleng-gelengkan kepala pertanda tidak tahu apa artinya.

Ketika ditanya lagi apakah dirinya mengikuti kegiatan pelatihan Pramuka di sekolahnya, dia juga menggelengkan kepala pertanda dirinya tidak pernah ikut kegiatan Pramuka. Dia hanya mengetahui bahwa setiap Sabtu saat dirinya sekolah, dia harus menggunakan baju dan rok Pramuka, lengkap dengan dasi Merah Putih serta berbagai atribut yang melekat di lengan dan dadanya.
Ketidaktahuan anak sekolah dasar mengenai makna Pramuka boleh jadi juga dialami oleh ratusan, ribuan bahkan jutaan anak-anak sekolah di berbagai daerah di Indonesia. Ya, sekarang ini Pramuka tidak lagi "seksi", tidak lagi diminati oleh anak-anak sekolah dasar, sekolah menengah dan apalagi para remaja, di tengah maraknya berbagai kegiatan dan aktivitas yang jauh lebih menarik dibanding kepanduan itu.
Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng mengakui bahwa Pramuka memang sudah tidak "seksi" dan menarik lagi bagi kalangan anak-anak sekolah dasar dan menengah serta remaja. "Pramuka memang tidak" seseksi" dengan kegiatan lain seperti gang motor, sehingga banyak saat ini anak-anak tidak tahu apa itu Pramuka," kata Andi.

Bahkan Andi mengatakan Pramuka dianggap oleh anak-anak dan remaja sebagai kegiatan yang "kuno "dan ini dampaknya tidak ada lagi anak sekolahan yang berminat mengikuti ekstrakulikuler atau pelajaran Pramuka di sekolah-sekolah.
Akibat tidak adanya yang berminat mengikuti Pramuka, kata Andi, maka ribuan gugus depan Pramuka di sekolah-sekolah tutup atau tidak lagi menjalankan aktivitasnya. "Kecenderungan mundurnya kegiatan Pramuka ini nampaknya terjadi setelah reformasi, para generasi muda seolah menganggap Pramuka itu kuno," katanya di sela sosialisasi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka di Semarang, Sabtu (26/3).
Gerakan Pramuka, kata Menpora, seiring reformasi menghadapi berbagai tantangan, seperti anggapan kuno, sebab sarana generasi muda dalam mengaktualisasi diri semakin beragam, baik secara positif maupun negatif. Andi mengatakan, target gerakan atau organisasi Pramuka memang kaum remaja sehingga gerakan pramuka harus dibuat lebih" seksi", direvitalisasi, termasuk dalam berbagai kegiatan dan penampilannya agar dilirik kaum muda.
"Dari sekitar 270.000 gugus depan yang ada di Indonesia, sebagian besar hanya tinggal namanya. Para siswa hanya menggunakan seragam pramuka di sekolah setiap Sabtu, namun hampir tidak ada aktivitas kepramukaan," katanya.
Ketua Kwarnas Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar mengakui bahwa Pramuka saat ini sudah mulai banyak tak diminati oleh anak-anak sekolah dan remaja sehingga perlu dilakukan revitalisasi. Menurut Azrul , banyak anak-anak sekolah yang tidak lagi berminat ikut aktif kegiatan Pramuka tapi hanya sekedar menggunakan pakaian Pramuka tanpa tahu apa maknanya.
Kurikulum bakuWakil Presiden Boediono pun terpaksa mengeluarkan jurus jitu untuk kembali menggairahkan Pramuka dikalangan anak-anak sekolah dan pemuda. Jurus jitu itu adalah menginstruksikan kepada pihak terkait agar kurikulum atau bahan pendidikan Pramuka yang baku segera dibentuk atau diperbaharui dengan cara menarik agar bisa menjadi pegangan bagi kemajuan Pramuka.
"Kurikulum harus segera dibentuk dengan cara menarik pokok substansinya dan segera saja dibagikan kepada semua pembimbing dan gugus depan. Kalau bisa tahun ini juga bisa dibagikan kepada instruktur atau pembina Pramuka," kata Wapres.
Menteri Andi Mallarangeng mengatakan, perkembangan Pramuka di Indonesia sesungguhnya cukup panjang, pada masa pemerintah Hinda Belanda tahun 1912 yang ada saat itu dikenal dengan nama Kepanduan, hingga akhirnya RUU Gerakan Pramuka selesai dibahas dan disahkan menjadi UU oleh DPR dan ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar